Jumat, 11 April 2014

Jenis-Jenis Metode Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Penelitian dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk menguji jawaban-jawaban sementara (hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti melalui pengukuran yang cermat terhadap fakta-fakta secara empiris konsep penelitian tersebut lambat laun dapat pula diterima atau diterapkan dalam ilmu-ilmu sosial sekalipun pengukurannya dalam ilmu-ilmu kealaman.
Penelitian pendidikan hendaknya dilaksanakan secara sitematis, logis, dan secara berencana. Secara sistematis artinya berdasarkan pola dan teknik tertentu serta sesuai dengan aturan-aturan ilmiah dalam penelitian pada umumnya. Logis atrinya dilaksanakan berdasarkan logika berfikir ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah dan prinsip- prinsip teori penelitian. Sedangkan secara berencana, yaitu  betul-betul direncanakan secara sengaja tentang apa yang akan diteliti, bagaimana cara meneliti, kapan diadakan penelitian, siapa yang menelitinya, mengapa hal itu diteliti, dimana tempat atau lokasinya penelitian, dan sebagainya.
Pendidikan sebagai proses sosialisasi pada hakikatnya adalah interaksi manusia dengan lingkungan yang membentuknya melalui proses belajar dalam konteks lingkungan yang berubah-ubah. Pendidikan sebagai suatu sistem tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga berorientasi pada proses agar memperoleh hasil yang optimal
Metode yang digunakan dalam penelitian pendidikan juga mengacu pada metodologi yang lazim digunakan di berbagai bidang ilmu yakni mengacu pada pendekatan behavioral science. Berbagai konsep seperti intelegensi, peran, status, norma, konsep diri, keefektifan biaya juga dikaji dalam penelitian pendidikan dengan menggunakan pendekatan tersebut. Metodologi penelitian pendidikan pada mulanya berorinetasi pada pendekatan behavioristik. Hal ini tampak jelas dari pengaruh disiplin ilmu psikologi yang digunakan untuk uji-uji pengukuran berbagai aspek belajar mengajar.
Kompleksitas masalah pendidikan merupakan pembatas karena fenomena-fenomena yang muncul dalam metodologi penelitian pendidikan merupakan dampak interaksi antar pelaku yang ada dalam dunia pendidikan itu sendiri (dalam hal ini adalah orang tua, siswa, guru, masyarakat, dan sebagainya). Keterbatasan selanjutnya dalam dunia penelitian pendidikan adalah metodologi yang digunakan. Karena keterbatasan metodologi ini, beberapa penelitian pendidikan bahkan kadang harus ditunda karena alat ukur yang valid masih belum tersedia.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tertulis diatas, maka penulis membuat rumusan masalah yang membatasi pembahasan makalah ini:
Apa sajakah jenis-jenis metode penelitian?

C.Tujuan
Memahami jenis-jenis metode penelitian
























BAB II
ISI

A. Pengertian Metodologi

“Metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos” dan “logos” terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Metodologi adalah sebuah ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh suatu kebenaran menggunakan sistem penelurusan dengan cara-cara tertentu untuk menemukan kebenaran yang tergantung dari sebuah  kajian yang realitas.

B.Jenis-Jenis Metode Penelitian Pendidikan

Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan berbagai macam metodologi. Keputusan mengenai metodologi yang akan dipakai akan tergantung kepada tujuan, pendekatan, bidang ilmu, sifat, tempat, sifat masalah yang digarap dan alternatif yang mungkin digunakan.

1.Metode Penelitian berdasarkan Tujuan
1.Penelitian dasar (basic research)
2.Penelitian pengembangan (R & D)
3.Penelitian terapan (applied research)

Jujun S. Suriasumantri dalam Sugiyono (2007) menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2007) menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Sebenarnya sulit untuk membedakan antara penelitian murni (dasar) dan terapan secara terpisah, karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Penelitian dan pengembangan merupakan “jembatan” antara penelitian dasar dengan penelitian terapan, di mana penelitian dasar bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan.
2.Metode Penelitian Berdasarkan Tingkat Kealamiahan Tempat Penelitian
1.Penelitian eksperimen
2.Penelitian survey
3.Penelitian naturalistik
Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data. Metode penelitian naturalistik digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah, dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic,yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan pandangan peneliti.
3.Metode Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meliputi pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksprimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
4.Metode Penelitian Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif pengajaran bahasa dan sastra Indonesia ialah pendekatan penelitian yang menjawab permasalahan-permasalahan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan pengukuran terhadap variabel-variabel objek yang diteliti guna menghasilkan simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi.
5.Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas adalah sebagai proses pengkajian masalah dalam pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
6.Metode Penelitian Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
1.Metode Historis
Merupakan usaha untuk mempelajari dan menggali fakta-fakta dan menyusun kesimpulan mengenai peristiwa-peristiwa masa lampau. Tujuan penelitian historis tidak lain untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan dan mensintesiskan bukti-bukti guna menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Penelitian historis dalam pendidikan agak sulit dilakukan karena tidak mempunyai kontrol dan pengukuran yang andal serta tidak dapat melakukan replikasi.
2.Penelitian Deskriptif
            Merupakan usaha untuk mempelajari dan menggali fakta-fakta dan menyusun kesimpulan mengenai peristiwa-peristiwa masa lampau. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat pencandraan atau deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai situasi-situasi/kejadian-kejadian, fakta-fakta, dan fenomena yang terjadi pada masa sekarang ketika penelitian sedang dilaksanakan. Jenis-jenis penelitian deskriptif yaitu sebagai berikut :
2.1Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya ingin mempelajari secara intensif terhadap seseorang individu yang dipandang mengalami kasus tertentu, misalnya seorang guru Bahasa Indonesia yang mengalami kesulitan mengajar di Sekolah Menengah Pertama di daerah terpencil. Dalam hal ini peneliti mempelajari secara mendalam kasus tersebut dalam kurun waktu yang lama untuk mengungkap semua variabel yang menyebabkan terjadinya kasus kesulitan tersebut dilihat dari berbagai aspek yang mempengaruhi diri seseorang itu.
Kelebihan penelitian ini adalah kedalaman dan kecermatan terhadap kasus yang dipelajari secara menyeluruh dilihat dari berbagai aspek. Kelemahannya bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subjektif, hanya untuk individu yang mengalami kasus itu, yang belum tentu dapat digunakan untuk kasus lain.
2.2 Studi Perkembangan
Studi ini mempelajari karakteristik individu dan bagaimana karakteristik itu berubah dalam pertumbuhannya. Ada dua teknik yang digunakan dalam penelitian ini : (a) teknik longitudinal (b) teknik cross sectional
Studi longitudinal dalam pelaksanaannya menggunakan sampel yang sama, tetapi dalam jangka waktu yang panjang. Misalnya, peneliti ingin mempelajari kemampuan kepala sekolah memimpin sekolahnya dan kemampuan tersebut diukur setiap tahun di kelas-kelas berikutnya untuk melihat perkembangannya pada siswa tersebut. Kelemahan studi ini adalah biaya, tenaga, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian cukup besar. Selain itu, mempelajari pertumbuhan dan perkembangan individu yang berinteraksi pada lingkungannya merupakan pekerjaan yang rumit karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Metode cross sectional dilaksanakan dalam waktu yang agak pendek sehingga dapat mengurangi kelemahan yang terjadi pada metode longitudinal. Metode ini mempelajari individu yang berbeda taraf umurnya dalam titik waktu yang sama. Kelemahan utama metode ini adalah faktor kebetulan sebab dapat terjadi sampel dalam penelitian ini sangat bervariasi pertumbuhannya dan adanya variabel ekstra yang mempengaruhi hasil penelitian, sedangkan keuntungannya adalah apabila peneliti ingin mempelajari karakteristik siswa pada umumnya pada taraf yang berbeda-beda.
2.3 Metode (Studi) Lanjut
            Metode atau studi ini mempelajari perkembangan dan perubahan subjek setelah sampel diberikan perlakuan khusus atau kondisi tertentu dalam kurun waktu tertentu sampai selesai. Dalam penelitian pendidikan dapat dilakukan, seperti moel-model mengajar yang diberikan perlakuan kepada siswa untuk dilihat efeknya setelah berlangsung beberapa tahun.
2.4 Metode (Studi) Kecenderungan
Pada dasarnya studi ini meramal masa depan berdasarkan keadaan, gejala, data yang ada pada masa sekarang. Keadaan masa sekarang diperoleh dari studi lain. Studi hanya dapat digunakan untuk perencanaan suatu proyek pendidikan agar dapat lebih efisien dan memenuhi aspirasi serta tuntutan masyarakat sesuai dengan kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang pada saat proyek dilaksanakan.
2.5 Metode Survai
            Studi ini lebih banyak digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijakan pendidikan, bukan untuk pengembangan ilmu pendidikan. Oleh sebab itu, survai tidak untuk menguji hipotesis. Survai berusaha mengungkap jawaban melalui pertanyaan apa, bagaimana, bukan pertanyaan mengapa. Tujuan utama survai untuk mengumpulkan informasi tentang variabel, bukan informasi tentang individu-individu.
            Suatu survai yang mencakup seluruh populasi menjadi objek studi disebut sensus, sedangkan survai yang mempelajari sebagian populasi dinamakan sampel survai. Berdasarkan ruang lingkup objek dan variabel yang diteliti dibedakan ada empat kategori, yaitu (1) sensus objek kongkret, (2) sensus objek abstrak, (3) sampel survai objek kongkret, dan (4) sampel survai objek abstrak.
            Sensus objek kongkret mengungkap informasi populasi kecil, misalnya jenis sekolah. Tujuan yang ingin dicapai untuk perencanaan dan pemecahan masalah di fakultas atau sekolah.
            Sensus objek abstrak merupakan sensus yang mengungkap data atau informasi yang berhubungan dengan variabel-variabel konstruk yang tidak dapat dihitung secara kuantitatif.
            Sampel survai objek kongkret mencari informasi dari kelompok besar, biaya yang diperlukan sangat besar. Oleh karena itu, penelitian ini memerlukan teknik sampling dan mempelajari sampel untuk digeneralisasikan ke populasi.
            Sampel survai objek abstrak berusaha mengukur konstruk psikologis dan sosiologis untuk populasi besar. Survai mengenai pendapat umum merupakan contoh penelitian semacam ini. Pendapat orang tidak dapat diamati secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari jawaban-jawaban yang diberikan melalui angket atau wawancara.


2.6  Metode (Studi) Korelasi
            Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.
Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi. Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya berhubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah.
Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dll) diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.
3. Penelitian ex post facto
            Penelitian ex post fakto (ex post facto research) meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian ex post facto dimulai dengan mendeskripsikan situasi yang diasumsikan sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah terjadi atau bereaksi sebelumnya.
4.Metode Penelitian Eksperimen
Penelitian ini merupakan penelitian yang sistematis, logis dan teliti dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Penelitian eksperimen bertujuan untuk (1) menguji hipotesis yang diajukan, (2) memprediksi kejadian atau peristiwa dalam latar eksperimental, dan menarik generalisasi hubungan antarvariabel.
Pola-pola rancangan eksperimen terdiri atas 3 (tiga) kategori, yaitu (1) praeksperimen, (2) eksperimen semu, dan (3) eksperimen murni.


BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

                   Metodologi penelitian pendidikan hendaknya dilaksanakan secara sitematis, logis, dan secara berencana. Secara sistematis artinya berdasarkan pola dan teknik tertentu serta sesuai dengan aturan-aturan ilmiah dalam penelitian pada umumnya. Logis artinya dilaksanakan berdasarkan logika berfikir ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah dan prinsip-prinsip teori penelitian. Sedangkan secara berencana, yaitu  betul-betul direncanakan secara sengaja tentang apa yang akan diteliti, bagaimana cara meneliti, kapan diadakan penelitian, siapa yang menelitinya, mengapa hal itu diteliti, dimana tempat atau lokasinya penelitian.
Jenis penelitian ditinjau dari segi tujuannya terbagi atas penelitian dasar, penelitian pengembangan dan penelitian terapan. Menurut tingkat kelamiahan tempat penelitian terbagi atas penelitian eksperimen, penelitian survey dan penelitian naturalistik. Jenis penelitian lainnya yaitu penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, penelitian tindakan kelas, metode historis, penelitian deskriptif, penelitian ex post facto, dan metode penelitian eksperimen.

B.Saran

Sebagai seorang mahasiswa sebaiknya harus memahami dan mengerti dalam ilmu metodologi penelitian terkhusus dalam mengetahui hakikat dari pada penelitian, metode ilmiah dan istilah yang lain agar dalam penyusunan skripsi maupun tesis tidak banyak terdapat kendala.






DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta : Bandung
Susetyo. 2010. Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Tindakan Kelas Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.  FKIP UNIB : Bengkulu.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda