Jenis-Jenis Metode Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Penelitian dipandang
sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk menguji jawaban-jawaban
sementara (hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti melalui pengukuran
yang cermat terhadap fakta-fakta secara empiris konsep penelitian tersebut lambat
laun dapat pula diterima atau diterapkan dalam ilmu-ilmu sosial sekalipun
pengukurannya dalam ilmu-ilmu kealaman.
Penelitian pendidikan
hendaknya dilaksanakan secara sitematis, logis, dan secara berencana. Secara sistematis
artinya berdasarkan pola dan teknik tertentu serta sesuai dengan aturan-aturan ilmiah
dalam penelitian pada umumnya. Logis atrinya dilaksanakan berdasarkan logika
berfikir ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah dan
prinsip- prinsip teori penelitian. Sedangkan secara berencana, yaitu
betul-betul direncanakan secara sengaja tentang apa yang akan diteliti,
bagaimana cara meneliti, kapan diadakan penelitian, siapa yang menelitinya,
mengapa hal itu diteliti, dimana tempat atau lokasinya penelitian, dan
sebagainya.
Pendidikan sebagai
proses sosialisasi pada hakikatnya adalah interaksi manusia dengan lingkungan
yang membentuknya melalui proses belajar dalam konteks lingkungan yang berubah-ubah.
Pendidikan sebagai suatu sistem tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi
juga berorientasi pada proses agar memperoleh hasil yang optimal
Metode yang digunakan
dalam penelitian pendidikan juga mengacu pada metodologi yang lazim digunakan
di berbagai bidang ilmu yakni mengacu pada pendekatan behavioral science.
Berbagai konsep seperti intelegensi, peran, status, norma, konsep diri,
keefektifan biaya juga dikaji dalam penelitian pendidikan dengan menggunakan
pendekatan tersebut. Metodologi penelitian pendidikan pada mulanya berorinetasi
pada pendekatan behavioristik. Hal ini tampak jelas dari pengaruh disiplin ilmu
psikologi yang digunakan untuk uji-uji pengukuran berbagai aspek belajar
mengajar.
Kompleksitas masalah
pendidikan merupakan pembatas karena fenomena-fenomena yang muncul dalam metodologi
penelitian pendidikan merupakan dampak interaksi antar pelaku yang ada dalam
dunia pendidikan itu sendiri (dalam hal ini adalah orang tua, siswa, guru,
masyarakat, dan sebagainya). Keterbatasan selanjutnya dalam dunia penelitian
pendidikan adalah metodologi yang digunakan. Karena keterbatasan metodologi
ini, beberapa penelitian pendidikan bahkan kadang harus ditunda karena alat
ukur yang valid masih belum tersedia.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tertulis diatas, maka penulis membuat rumusan masalah yang membatasi
pembahasan makalah ini:
Apa sajakah jenis-jenis metode penelitian?
C.Tujuan
Memahami jenis-jenis metode penelitian
BAB II
ISI
A. Pengertian Metodologi
“Metodologi berasal
dari bahasa Yunani “metodos” dan “logos” terdiri dari dua suku kata yaitu
“metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau
cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Metodologi adalah sebuah ilmu atau cara
yang digunakan untuk memperoleh suatu kebenaran menggunakan sistem penelurusan
dengan cara-cara tertentu untuk menemukan kebenaran yang tergantung dari
sebuah kajian yang realitas.
B.Jenis-Jenis Metode Penelitian Pendidikan
Dalam melakukan
penelitian, orang dapat menggunakan berbagai macam metodologi. Keputusan
mengenai metodologi yang akan dipakai akan tergantung kepada tujuan,
pendekatan, bidang ilmu, sifat, tempat, sifat masalah yang digarap dan
alternatif yang mungkin digunakan.
1.Metode Penelitian berdasarkan Tujuan
1.Penelitian dasar
(basic research)
2.Penelitian
pengembangan (R & D)
3.Penelitian terapan (applied
research)
Jujun S. Suriasumantri dalam
Sugiyono (2007) menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian
yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui. Sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan praktis. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2007)
menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan
dalam pendidikan dan pembelajaran. Sebenarnya sulit untuk membedakan antara
penelitian murni (dasar) dan terapan secara terpisah, karena keduanya terletak
pada satu garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori
dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Penelitian dan
pengembangan merupakan “jembatan” antara penelitian dasar dengan penelitian
terapan, di mana penelitian dasar bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang
secara praktis dapat diaplikasikan.
2.Metode Penelitian Berdasarkan Tingkat Kealamiahan
Tempat Penelitian
1.Penelitian
eksperimen
2.Penelitian
survey
3.Penelitian
naturalistik
Metode penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu
yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan
data. Metode penelitian naturalistik digunakan untuk meneliti pada tempat yang
alamiah, dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam
mengumpulkan data bersifat emic,yaitu berdasarkan pandangan dari sumber
data, bukan pandangan peneliti.
3.Metode Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meliputi pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksprimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.
4.Metode Penelitian Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif
pengajaran bahasa dan sastra Indonesia ialah pendekatan penelitian yang
menjawab permasalahan-permasalahan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia
dengan pengukuran terhadap variabel-variabel objek yang diteliti guna
menghasilkan simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu
dan situasi.
5.Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas
adalah sebagai proses pengkajian masalah dalam pembelajaran di dalam kelas
melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara
melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
6.Metode Penelitian Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia
1.Metode Historis
Merupakan usaha untuk
mempelajari dan menggali fakta-fakta dan menyusun kesimpulan mengenai
peristiwa-peristiwa masa lampau. Tujuan penelitian historis tidak lain untuk
membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan dan mensintesiskan bukti-bukti
guna menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Penelitian historis
dalam pendidikan agak sulit dilakukan karena tidak mempunyai kontrol dan
pengukuran yang andal serta tidak dapat melakukan replikasi.
2.Penelitian Deskriptif
Merupakan usaha untuk mempelajari dan menggali
fakta-fakta dan menyusun kesimpulan mengenai peristiwa-peristiwa masa lampau.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat pencandraan atau deskripsi secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai situasi-situasi/kejadian-kejadian,
fakta-fakta, dan fenomena yang terjadi pada masa sekarang ketika penelitian
sedang dilaksanakan. Jenis-jenis penelitian deskriptif yaitu sebagai berikut :
2.1Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya
ingin mempelajari secara intensif terhadap seseorang individu yang dipandang
mengalami kasus tertentu, misalnya seorang guru Bahasa Indonesia yang mengalami
kesulitan mengajar di Sekolah Menengah Pertama di daerah terpencil. Dalam hal
ini peneliti mempelajari secara mendalam kasus tersebut dalam kurun waktu yang
lama untuk mengungkap semua variabel yang menyebabkan terjadinya kasus
kesulitan tersebut dilihat dari berbagai aspek yang mempengaruhi diri seseorang
itu.
Kelebihan penelitian ini
adalah kedalaman dan kecermatan terhadap kasus yang dipelajari secara
menyeluruh dilihat dari berbagai aspek. Kelemahannya bahwa informasi yang
diperoleh sifatnya subjektif, hanya untuk individu yang mengalami kasus itu,
yang belum tentu dapat digunakan untuk kasus lain.
2.2 Studi Perkembangan
Studi ini mempelajari
karakteristik individu dan bagaimana karakteristik itu berubah dalam
pertumbuhannya. Ada dua teknik yang digunakan dalam penelitian ini : (a) teknik
longitudinal (b) teknik cross sectional
Studi
longitudinal dalam pelaksanaannya menggunakan sampel yang sama, tetapi dalam
jangka waktu yang panjang. Misalnya, peneliti ingin mempelajari kemampuan
kepala sekolah memimpin sekolahnya dan kemampuan tersebut diukur setiap tahun
di kelas-kelas berikutnya untuk melihat perkembangannya pada siswa tersebut.
Kelemahan studi ini adalah biaya, tenaga, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan penelitian cukup besar. Selain itu, mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan individu yang berinteraksi pada lingkungannya merupakan pekerjaan
yang rumit karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Metode
cross sectional dilaksanakan dalam waktu yang agak pendek sehingga dapat
mengurangi kelemahan yang terjadi pada metode longitudinal. Metode ini
mempelajari individu yang berbeda taraf umurnya dalam titik waktu yang sama.
Kelemahan utama metode ini adalah faktor kebetulan sebab dapat terjadi sampel
dalam penelitian ini sangat bervariasi pertumbuhannya dan adanya variabel
ekstra yang mempengaruhi hasil penelitian, sedangkan keuntungannya adalah
apabila peneliti ingin mempelajari karakteristik siswa pada umumnya pada taraf
yang berbeda-beda.
2.3 Metode (Studi) Lanjut
Metode atau studi ini mempelajari
perkembangan dan perubahan subjek setelah sampel diberikan perlakuan khusus
atau kondisi tertentu dalam kurun waktu tertentu sampai selesai. Dalam
penelitian pendidikan dapat dilakukan, seperti moel-model mengajar yang
diberikan perlakuan kepada siswa untuk dilihat efeknya setelah berlangsung
beberapa tahun.
2.4 Metode (Studi)
Kecenderungan
Pada
dasarnya studi ini meramal masa depan berdasarkan keadaan, gejala, data yang
ada pada masa sekarang. Keadaan masa sekarang diperoleh dari studi lain. Studi
hanya dapat digunakan untuk perencanaan suatu proyek pendidikan agar dapat
lebih efisien dan memenuhi aspirasi serta tuntutan masyarakat sesuai dengan
kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang pada saat proyek
dilaksanakan.
2.5 Metode Survai
Studi ini lebih banyak digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijakan pendidikan,
bukan untuk pengembangan ilmu pendidikan. Oleh sebab itu, survai tidak untuk
menguji hipotesis. Survai berusaha mengungkap jawaban melalui pertanyaan apa,
bagaimana, bukan pertanyaan mengapa. Tujuan utama survai untuk mengumpulkan informasi
tentang variabel, bukan informasi tentang individu-individu.
Suatu survai yang mencakup seluruh populasi menjadi objek
studi disebut sensus, sedangkan survai yang mempelajari sebagian populasi
dinamakan sampel survai. Berdasarkan ruang lingkup objek dan variabel yang
diteliti dibedakan ada empat kategori, yaitu (1) sensus objek kongkret, (2)
sensus objek abstrak, (3) sampel survai objek kongkret, dan (4) sampel survai
objek abstrak.
Sensus objek kongkret mengungkap informasi populasi
kecil, misalnya jenis sekolah. Tujuan yang ingin dicapai untuk perencanaan dan
pemecahan masalah di fakultas atau sekolah.
Sensus objek abstrak merupakan sensus yang mengungkap
data atau informasi yang berhubungan dengan variabel-variabel konstruk yang
tidak dapat dihitung secara kuantitatif.
Sampel survai objek kongkret mencari informasi dari
kelompok besar, biaya yang diperlukan sangat besar. Oleh karena itu, penelitian
ini memerlukan teknik sampling dan mempelajari sampel untuk digeneralisasikan
ke populasi.
Sampel survai objek abstrak berusaha mengukur konstruk
psikologis dan sosiologis untuk populasi besar. Survai mengenai pendapat umum
merupakan contoh penelitian semacam ini. Pendapat orang tidak dapat diamati
secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari jawaban-jawaban yang diberikan
melalui angket atau wawancara.
2.6 Metode
(Studi) Korelasi
Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih,
yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam
variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks
yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien
korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar
variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.
Studi korelasi bertujuan menguji
hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur
sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel
tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi.
Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya
berhubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah.
Semua variabel yang ada
kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dll) diukur,
lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling
kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.
3. Penelitian ex post facto
Penelitian ex
post fakto (ex post facto research) meneliti hubungan sebab-akibat yang
tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh
peneliti. Penelitian ex post facto dimulai
dengan mendeskripsikan situasi yang diasumsikan sebagai akibat dari
faktor-faktor yang telah terjadi atau bereaksi sebelumnya.
4.Metode
Penelitian Eksperimen
Penelitian ini merupakan
penelitian yang sistematis, logis dan teliti dalam melakukan kontrol terhadap
kondisi. Penelitian eksperimen bertujuan untuk (1) menguji hipotesis yang
diajukan, (2) memprediksi kejadian atau peristiwa dalam latar eksperimental,
dan menarik generalisasi hubungan antarvariabel.
Pola-pola rancangan
eksperimen terdiri atas 3 (tiga) kategori, yaitu (1) praeksperimen, (2)
eksperimen semu, dan (3) eksperimen murni.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Metodologi
penelitian pendidikan hendaknya dilaksanakan secara sitematis, logis, dan
secara berencana. Secara sistematis artinya berdasarkan pola dan teknik tertentu
serta sesuai dengan aturan-aturan ilmiah dalam penelitian pada umumnya. Logis
artinya dilaksanakan berdasarkan logika berfikir ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah dan prinsip-prinsip teori penelitian. Sedangkan secara
berencana, yaitu betul-betul direncanakan secara sengaja tentang apa yang
akan diteliti, bagaimana cara meneliti, kapan diadakan penelitian, siapa yang
menelitinya, mengapa hal itu diteliti, dimana tempat atau lokasinya penelitian.
Jenis penelitian ditinjau dari segi tujuannya
terbagi atas penelitian dasar, penelitian pengembangan dan penelitian terapan.
Menurut tingkat kelamiahan tempat penelitian terbagi atas penelitian
eksperimen, penelitian survey dan penelitian naturalistik. Jenis penelitian
lainnya yaitu penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, penelitian
tindakan kelas, metode historis, penelitian deskriptif, penelitian ex post facto, dan metode penelitian
eksperimen.
B.Saran
Sebagai seorang mahasiswa sebaiknya
harus memahami dan mengerti dalam ilmu metodologi penelitian terkhusus dalam
mengetahui hakikat dari pada penelitian, metode ilmiah dan istilah yang lain
agar dalam penyusunan skripsi maupun tesis tidak banyak terdapat kendala.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta :
Bandung
Susetyo. 2010. Penelitian Kuantitatif dan Penelitian
Tindakan Kelas Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. FKIP UNIB : Bengkulu.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda