Jumat, 11 April 2014

Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A.      PENELITIAN KUANTITATIF

1.    Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Dikarenakan instrument akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantatif yang akurat, maka instrument harus mempunyai skala.
a.       Macam-Macam Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan, dan social, yakni:
1.      Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (variabel penelitian).  Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative yang dapat berupa kata-kata berikut:
a.    Sangat setuju
b.    Setuju
c.    Ragu-ragu
d.   Tidak setuju
e.    Sangat tidak setuju
a.       Selalu
b.      Sering
c.       Kadang-kadang
d.      Tidak pernah

a.    Sangat positif
b.    Positif
c.    Negative
d.   Sangat negatif
a.       Sangat baik
b.      Baik
c.       Tidak baik
d.      Sangat tidak baik

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
a.       Setuju/selalu/ sangat positif dieri skor                              5
b.      Setuju/sering/positif diberi skor                                        4
c.       Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor                    3
d.      Tidak setuju/hamper tidak pernah/negative diberi skor    2
e.       Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor                    1

Instrumen penelitian menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
2.      Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, positif-negatif” dll.
Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol.
Contoh:
Apakah Anda punya ijazah sarjana?
a.       Tidak
b.      Punya

3.      Semantic Defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap dengan bentuk tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban”sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang “sangat negative terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya.
Contoh:
Bersahabat      5  4  3   2  1                 Tidak bersahabat
Tepat janji       5  4  3   2  1                 Lupa janji

4.      Rating Scale
Tiga skala telah dijelaskan di atas. Jika ketiga skala di atas, didapatkan data kualitatif kemudian dikuantatifkan. Lain halnya dengan rating-scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif, kemudian data tersebut di kualitatifkan.
Contoh:
Seberapa baik ruang kelas di sekolah ini A?
4 bila tata ruang itu sangat baik
3 bila tata ruang cukup baik
2 bila tata ruang kurang baik
1 bila tata ruang itu sangat baik.
Pertanyaan tentang tata ruang kantor
Interval jawaban
Pencahayaan alam tiap ruangan
4      3    2     1

5.      Instrument untuk menjaring data nominal dan data ordinal
Contoh data nominal:
a.       Berapa jumlah guru di sekolah anda? ……..guru
b.      Berapakah guru yang dapat berbahasa inggris? ……guru

Contoh data ordinal:
Berilah rangking terhadap prestasi belajar sepuluh murid di kelas ini?
Nama Murid                                              Rangking nomor
A                                                                     ……
B                                                                     ……

2. INSTRUMEN PENELITIAN
Intrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian.
Jumlah instrument penelitian tergantung jumlah variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang “Pengaruh kepemimpinan dan iklim kerja sekolah terhadap prestasi belajar anak”. Dalam hal ini ada tiga instrument yang perlu dibuat, yaitu:
a.       Instrument untuk mengukur kepemimpinan
b.      Instrument untuk mengukur iklim kerja sekolah
c.       Instrument untuk mengukur prestasi belajar murid

3.    Cara Menyusun Instrumen
Langkah-langkah menyusun instrument, yakni
 









                                                                 
     Untuk memudahkan penyusunan instrument, maka perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrument”

4.    Validitas dan Reliabilitas Instrumen
     Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh instrument yang tidak reliabel/konsisten.








Skema tentang instrument dan cara-cara pengujian validitas dan reliabilitas
5.    Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a.      Pengujian Validitas Instrumen
1.      Pengujian Validitas Konstrak (Construct Validity)
Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli. Dalam hal ini, setelah instrument dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrument yang telah disusun. Mungkin Para ahli akan member keputusan: instrument dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doctor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian konstrak dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrument. Uji coba tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis factor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrument dalam suatu factor dan mengkorelasikan skor factor dengan skor total.

2.      Pengujian Validitas Isi (content Validity)
Untuk instrument yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan mata pelajaran yang telah diajarkan.

3.      Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrument diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

b.      Pengujian Reliabilatas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu.
a.       Test-retest
Instrument penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test-retest dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa kali pada responden. Jadi, dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila korelasi koefesien positif dan signifikan maka instrument tersebut dinyatakan reliabel.

b.      Ekuivalen
Instrument ini adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian reliabilitas instrument dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua pada responden yang sama, waktu sama, dan berbeda instrument.
c.       Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrument yang ekuivalen itu beberapa kali  responden yang sama

d.      Internal consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian yang data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil digunakan dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi (Sugiyono, 2012: 193-194)
A.  INTERVIEW
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
  1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
  2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
  3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.
  • Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar.
Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan Mahasiswa terhadap pelayanan Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon:
1)    Bagaimanakah tanggapan Saudara/i terhadap pelayanan Administrasi di IAIN Syekh Nurjati?
a)        Sangat bagus
b)        Bagus
c)         Tidak bagus
d)        Sangat tidak bagus
·           Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat Saudara terhadap kebijakan-kebijakan Rektor terhadap UKM-UKM yang ada di IAIN Syekh Nurjati Cirebon?Dan bagaimana dampaknya terhadap mahasiswa!”.
B.  KUESIONER/ANGKET
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
1)        Prinsip penulisan angket
  1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
  2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
  3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur),  dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
  4. Pertanyaan tidak mendua
  5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
  6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
  7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
  8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
  9. Prinsip pengukuran, angket yang diberikan kepada responden adalah instrument penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, angket harus diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan.
  10. Penampilan fisik angket; penting dilakukan agar responden tertarik untuk merespon angket tsb.
C.  OBSERVASI
            Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri-ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam lain.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
            Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan, yakni:
1.      Observasi berperanserta (participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagi sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya.
2.      Observasi nonpartisipan
Observasi nonpartisipan, peneliti bersifat indpenden dalam penelitian. Peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati.
a.       Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
b.      Observasi tidak terstruktut
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diamati


B.       PENELITIAN KUALITATIF

a.    Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument  atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrument penelitian meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap yang diteliti, kesiapan penelitu untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri.
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menentapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrument penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “The researcher is the key intstrumen”. Jadi, peneliti adalah merupakan instrument kunci dalam penelitian kualitatif.
Menurut Nasution (1988) peneliti sebagai instrument penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.        Peneliti sebagai akat peka dan dapat bereaksi terhadap semua stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian
2.        Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus
3.        Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrument berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia
4.        Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminyakita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita
5.        Peneliti sebagai instrument dapat menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya. Melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamata, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika
6.        Hanya manusia sebagai instrument dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai bahan balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan
7.        Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasikan agar dapat diolah secara statistic, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan.




b.        Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperanserta (participation observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.
1.        Pengumpulan Data dengan Observasi
1.1.  Macam-Macam Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. (Marshall: 1995)
Sanafiah faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartispasi (participant observian), observasi yang terangan-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation).

a.         Observasi partisipatif
Dalam observasi ini, peneiliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
Observasi ini terbagi menjadi empat jenis, yakni:
-            Partisipasi pasif (passive participation), yakni peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
-            Partisipasi moderat (moderate participation), yakni terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti mengumpulkan data ikut observasi partispatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.
-            Partisipasi aktif (active partispation), yakni peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.
-            Partisipasi lengkap (complete participation), yakni peneliti terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi, suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian.

b.        Observasi terus terang dan tersamar
Observasi terus terang maksudnya, peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia melakukan penelitian. Sedangankan observasi tersamar adalah peneliti tidak menyampaikan kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian. Hal ini dilakukan untuk menghindari kalau suatu data yang dicari masih dirahasiakan atau peneliti tidak diizinkan kalau berterus terang.

c.         Observasi tak berstruktur
Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

1.2.  Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution (1988), manfaat observasi adalah sbb:
a.         Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dan keseluruhan situasi social, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.
b.        Peneliti akan memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
c.         Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak teramati orang lain, khususnya yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dank arena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
d.        Peniliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
e.         Peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
f.         Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana situasi social yang diteliti.

1.3.  Obyek Observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley dinamakan situasi social, yang terdiri atas sbb:
a.         Place, yakni tempat di mana interaksi dalam situasi social sedang berlangsung.
b.        Actor, yakni pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.
c.         Activity, yakni kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung, seperti KBM.

1.4.  Tahapan Observasi
Menurut Spradley (1980) tahapan observasi ada tiga, yakni:
       1
TAHAP DESKRIPSI
Memasuki situasi sosial:
ada tempat, aktor, aktivitas
2
TAHAP REDUKSI
Menentukan Fokus:
memilih di antara yang telah dideskripsikan
3
TAHAP SELEKSI
Mengurai focus:
menjadi komponen yang lebih rinci
 




2.        Pengumpulan Data dengan Wawancara
2.1.  Pengertian Wawancara
Menurut Esterberg (2002), Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

2.2.  Macam-Macam Wawancara
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yakni:
a.       Wawancara Terstruktur (structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara ini, pewawancara telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan. Selain itu, peneliti juga dapat menggunakan alat bantu berupa tape recorder, gambar, brosur, dll. yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
b.      Wawancara Semiterstruktur (Semistructured Interview)
Dalam wawancara ini, pelaksanaannya lebih bebas bila disbandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
c.       Wawancara tak terstruktur (unstructured interview)
Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

2.3.  Langkah-Langkah Wawancara
Tujuh langkah-langkah wawancara, menurut Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, yakni:
a.       Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
b.      Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
c.       Mengawali atau membuka alur wawancara
d.      Melangsungkan alur wawancara
e.       Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
f.       Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
g.      Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

2.4.  Jenis-Jenis Pertanyaan dalam Wawancara
Patton dalam Molleong (2002) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan, yakni:
a.       Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
b.      Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
c.       Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
d.      Pertanyaan tentang pengetahuan
e.       Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
f.       Pertanyaan berkaitan dengan Latar Belakang atau demografi

2.5.  Alat-Alat Wawancara
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan alat-alat berikut:
a.       Buku catatan, berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.
b.      Tape recorder, berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicara
c.       Kamera, berfungsi menjadi bukti bahwa peneliti telah melakukan pengumpulan data

2.6.  Mencatat Hasil Wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa bahkan hilang.
3.        Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambare atau karya-karya monumental seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar, sketsa, dll. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni yang berupa gambar, film, dll. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

4.        Tringulasi
Tringulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Tringulasi “teknik” pengumpulan data
 












Tringulasi “sumber” pengumpulan data





C.      PENELITIAN TINDAKAN KELAS
  1. Pengertian Instrumen Penelitian Tindakan Kelas
Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, dan  disebut juga dengan teknik penelitian. Karena instrumen atau alat tersebut mencerminkan cara pelaksanaannya.
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu cara ilmiah dalam memecahkan masalah pembelajaran yang memerlukan sebuah instrumen pengumpulan data yang tepat untuk menghasilkan suatu data yang diharapkan. Karena sebuah penelitian memerlukan data-data empiris.
Ciri khas dari Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pengamatan yang melibatkan peran serta seorang guru, dimana seorang guru selain mengajar juga melakukan penelitian. Guru sebagai penentu skenario penelitian, bertindak sebagai instrumen pokok atau kunci dalam Penelitian Tindakan Kelas dan berpartisipasi penuh dalam pengumpulan data. Sehingga instrumen lain hanya menjadi instrumen penunjang.
Teknik pengumpulan data dilaksanakan guru ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, namun tidak boleh mengganggu kegiatan pembelajaran, karena guru dalam konteks PTK berperan ganda sebagai pengajar dan peneliti. Dengan demikian instrumen yang mungkin digunakan adalah pengamatan dan observasi terstruktur.

B.     Jenis-jenis Instrumen Penelitian Tindakan Kelas
Jenis-jenis Instrumen yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah :
a.       Observasi
Observasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang berlangsung dan  mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.
Menurut Lincoln dan Guba observasi adalah : Proses pengambilan data dalam penelitian dimana pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi kegiatan belajar mengajar, tingkah laku dan interaksi kelompok seperti dalam Penelitian Tindakan Kelas. Karena observasi merupakan sebuah proses pengamatan secara langsung.
Observasi dalam PTK digunakan sebagai pemantau guru dan siswa, observasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan guru dalam siklus kegiatan pembelajaran untuk menemukan kelemahan guru guna dievaluasi dan diperbaiki pada siklus pembelajaran berikutnya. Dan observasi juga digunakan untuk mengumpulakan informasi tentang perilaku-perilaku para siswa-i terhadap tindakan yang diberikan oleh guru.
Beberapa kelemahan observasi dalam PTK adalah :
1.      Terdapat beberapa gejala atau tingkah laku yang tidak dapat diungkapkan dengan observasi, terutama hal yang bersifat rahasia.
2.      Observant atau yang diobservasi mungkin melakukan kegiatan yang dibuat-buat jika mengetahui dirinya sedang diobservasi atau diamati.
3.      Observant sulit bertindak objektif jika pengamatan berkenaan dengan gejala-gejala tingkah laku.
4.      Kemungkinan terjadinya gejala hallo effec atau kesan-kesan umum yang tampak dari perilaku observent dan dapat mempengaruhi observer untuk berlaku tidak objektif dalam memberikan penilaian.
5.      Mungkin adanya keraguan pada diri observer dalam pemberian penilaian terhadap observant. Sehingga diperlukan kriteria yang jelas dalam setiap kategori penilaian.
6.      Kemungkinan terjadinya kesalahan persepsi oleh observer.

Prinsip-prinsip penggunaan observasi sebagai alat pemantau dalam PTK yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan observasi dalam PTK adalah :
1.    Direncanakan bersama oleh observer (guru), teman sejawat atau mitra (LPTK atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dan guru yang akan diobservasi. Karena observasi dalam PTK adalah alat untuk mengumpulkan informasi terkait tindakan guru dalam kegiatan pembelajaran sebagai bahan masukan dalam kegiatan refleksi. Sehingga diperlukan adanya kesepakatan tentang kriteria penelitian.
2.    Observasi difokuskan pada hal yang spesifik sesuai dengan kebutuhan tindakan dalam proses perbaikan.
3.     Membuat kesepatan kinerja yang jelas tentang keberhasilan dari suatu tindakan, guna membantu guru dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan topik permasalahan.
4.    Observer mempunyai keterampilan sebagai berikut :
a.    Tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan dari suatu tindakan.
b.    Dapat menciptakan iklim yang tidak menegangkan.
c.    Menguasai berbagai teknik penggunaan instrumen observasi. Seperti : cek list dan skala penilaian.
5.    Diperlukan feedback atau umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan beberapa hal berikut :
a.    Hasil observasi segera didiskusikan setelah selesai kegiatan pembelajaran.
b.   Umpan balik diberikan berdasarkan data faktual (bukti logis) yang dicatat atau direkam melaui instrumen observasi.
c.   Data diinterpretasikan atau ditafsirkan sesuai dengan kriteria yang telah disusundan disepakati bersama.
d.  Guru sebagai pelaku tindakan diberi kesempatan pertama untuk menafsirkan data.
e.   Diskusi mengacu pada perbaikan strategi pembelajaran sesuai yang telah dipelajari.

Tipe pengamatan meliputi : pengamatan berstruktur (berpedoman) dan pengamatan tidak berstruktur (tidak berpedoman). Sedangkan jenis-jenis observasi berdasarkan persiapan dan cara pelaksanaannya adalah :
a.   Observasi sistematis (observasi dengan persiapan sebelum pelaksanaan, terkait : aspek yang diamati, waktu dan alat observasi).
b.    Observasi insidental (observasi yang dilakukan tanpa perencanaan).
Berdasarkan hubungan antara observer dan observant dibedakan menjadi :
a.    Observasi Partisipatif (observasi yang melibatkan keikutsertaan observer dalam kegiatan atau situasi yang dilakukan observant).
b.   Observasi Nonpartisifatif (observasi yang tidak melibatkan observer dalam kegiatan observasi). Sehingga observer murni bertindak sebagai pengamat.



Instrumen observasi yang sering digunakan dalam PTK adalah :
a.   Check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisi tentang daftar semua aspek yang akan diobservasi, observer hanya perlu memberikan tanda ada atau tidak dengan tanda cek (√) tentang aspek observasi. Check list dibagi menjadi Check list individual dan Check list kelompok. Contoh Check list kelompok adalah :  
No
Nama
Pertanyaan ke
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Irfan
5
2
Pandu
3
3
Dika
6
4
Mansyur
7
5
Chaca
6
6
Afika
7
7
Ana
9
8
Iis
9






b.   Anecdotal record atau catatan anekdot adalah alat observasi untuk mencatat kejadian kejadian yang luar biasa sehingga dianggap penting. Contoh :
Hari ini, Selasa 14 Pebruari 2012, Ana yang biasanya tidak pernah mau menjawab pertanyaan, tiba-tiba dapat menjawab 9 dari 10 pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Dan jawaban yang diberikan adalah benar. Mungkinkah ini menunjukkan munculnya sikap percaya diri setelah pemberian motivasi oleh guru?
c.    Rating scale atau skala penilaian adalah daftar cek yang hampir sama dengan check list, namun aspek yang diobservasi dijabarkan kedalam bentuk skala atau kriteria tertentu. Macam-macam Rating scale adalah:
1.   Skala penilaian kategori adalah kriteria penilaian yang dijabarkan kedalam bentuk kualitatif seperti selalu, kadang-kadang atau tidak pernah.
2.   Skala penilaian numerikal adalah kriteria penilaian dengan alternatif penilaian yang menggunakan nomor, seperti : 0, 1, 2.
3.   Skala penilaian berbentuk grafis adalah kriteria penilaian dengan alternatif gejala dalam bentuk grafis vertikal maupun horizontal.

b.    Wawancara
Wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui media tertentu. Keuntungan dari wawancara adalah :
1.     Wawancara dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh.
2.     Wawancara memungkinkan untuk mendapatkan data yang lebih luas.
3.     Wawancara memungkinkan pewawancara mendapatkan penjelasan tentang pertanyaan yang kurang dipahami.

Untuk menghindari kelemahan akibat pengaruh suasana dan proses wawancara, diperlukan kemampuan pewawancara untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, bebas dan terbuka dengan alat tertentu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pewawancara adalah :
1.   Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, memperhatikan, menjadi pendengar yang baik, dan tidak berperan terlalu aktif untuk menunjukkan bahwa anda mengharapkan pendapat yang terbaik.
2.    Bersikaplah netral, dengan memperlihatkan sikap terheran-heran atau tidak menyetujui terhadap suatu pernyataan.
3.    Bersikaplah tenang dan tidak terburu-buru mengambil sikap.
4.    Yakinkanlah orang yang diwawancarai bahwa pendapatnya penting dan wawancara bukanlah suatu tes atau ujian.
5.    Perhatikan bahasa wawancara, ingat garis besar tujuan wawancara dan ulangi pertanyaan jika jawaban anak terlalu umum.
Jenis-jenis wawancara adalah :
1.      Berdasarkan pelaksanaanya wawancara dibagi menjadi :
a.      Wawancara Insidental (wawancara tidak formal) adalah Jenis wawancara yang dilaksanakan  sewaktu-waktu bila dianggap perlu.
b.     Wawancara terencana (wawancara formal) adalah Jenis wawancara yang dilaksanakan secara  terencana dengan baik mengenai waktu pelaksanaan, tempat dan topik yang akan dibicarakan.
2.      Berdasarkan bentuk pertanyaan dan jawaban dibagi menjadi :
a.     Close question adalah bentuk pertanyaan yang tertutup, dimana siswa hanya cukup menjawab ya atau tidak.
b.    Pertanyaan terbuka adalah wawancara yang memberikan kesempatan siswa-i untuk menjawab  pertanyaan sendiri.

c.      Catatan harian (Field note)
Catatan harian merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru. Catatan ini berguna untuk mengetahui perkembangan siswa-i dalam proses pembelajaran. Macam-macam catatan harian dalam PTK adalah :
a.    Catatan harian guru adalah catatan tentang berbagai temuan guru selama proses tindakan dilakukan. Seperti : catatan tentang respon siswa-i terhadap perlakuan yang diberikan guru.
b.    Catatan harian siswa adalah catatan tentang tanggapan siswa-i terhadap tindakan yang dilakukan guru.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun catatan harian adalah:
a.     Catatan harian ditulis ketika proses tindakan berlangsung untuk menjaga obyektivitas fakta yang ditemukan.
b.     Hal yang ditulis adalah yang bersentuhan langsung dengan fokus masalah.
c.      Catatan ditulis dengan singkatdan padat sesuai dengan fokus dan sasaran penelitian.

Contoh catatan harian adalah :
Jum’at, 29 April 2011
Mata pelajaran Bahasa Arab (menyimak/maharotul qiro’ah)
Anak-anak diminta menceritakan kembali isi bacaan.
“Coba ceritakan kembali apa isi bacaan yang kamu baca ?”
Pada awalnya tidak ada yang menjawab, setelah 5 menit hanya ada 4 siswa yang menjawab, 2 menjawab dengan benar dan 2 menjawab dengan jawaban yang kurang tepat. Tampaknya hampir semua siswa-i belum menemukan kunci jawaban dari bacaan tersebut.

d.      Tes
Tes adalah salah satu instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa-i dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi. Kriteria instrumen tes adalah hendaknya memiliki tingkat validitas (dapat mengukur apa yang hendak diukur) dan memiliki tingkat reabilitas (tes dapat memberikan informasi yang konsisten).
Jenis-jenis tes berdasarkan jumlah pesertanya adalah :
a.       Tes kelompok adalah : tes yang dilakukan terhadap beberapa siswa-i secara bersamaan.
b.      Tes individual adalah : tes yang diberikan kepada siswa-i untuk perorangan.

Jenis tes berdasarkan cara pelaksanaannya adalah :
a.       Tes tulis
-          tes esai (uraian)
-          tes obyektif (tes benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan atau melengkapi)
b.      Tes lisan
c.       Tes perbuatan atau peragaan.

C.    Contoh Instrumen Penelitian Tindakan Kelas
1.      Contoh format instrumen observasi terstruktur dalam kegiatan pembelajaran berbasis PTK.
Judul Penelitian Tindakan Kelas   : ____________________________
Hari/Tanggal/Tempat Penelitian    : ____________________________
Siklus                                            : ____________________________
Waktu Pengamatan                       : ____________________________

No
Komponen yang Diamati
Nomor Siswa
Jumlah
%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Siswa Aktif
2
Siswa Kooperatif
3
Siswa yang dapat menyelesaikan tes

Keterangan Nama Siswa   :
1.      ____________ 4. ____________ 7. ___________ 10. __________
2.      ____________ 5. ____________ 8. ___________
3.      ____________ 6. ____________ 9. ___________

Refleksi
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

                                                                                                                Ponorogo, _______________
                                                                                                                Guru
                                                                                                                 ________________________

Petunjuk pengisian
  1. Pindahkanlah rumusan judul PTK yang anda rumuskan.
  2. Tulislah hari, tanggal dan tempat penelitian tindakan kelas.
  3. Tulislah siklus penelitian yang akan dilakukan.
  4. Tulislah waktu pengamatan atau observasi.
  5. Tulislah nama siswa-siswi yang mengikuti kegiatan pembelajaran.
  6. Berilah tanda contreng (√) pada nomor siswa yang menunjukkan tanda-tanda aktif, terampil dan perubahan prestasi hasil belajar.
  7. Hitunglah jumlah siswa-siswi yang anda beri tanda contreng (√) ketika anda melakukan penelitian tindakan kelas.
  8. Hitunglah prosentase jumlah siswa-siswi yang anda beri tanda contreng (√) ketika anda melakukan penelitian tindakan kelas.
  9. Refleksikan hasil penelitian anda dengan menuliskan analisis pada lembar refleksi. Refleksi yang anda tulis harus menunjukkan analisis anda tentang adanya perubahan keaktifan siswa, kooperative siswa dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes ketika dan atau setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tertentu sebagai sebuah tindakan.
  10. Tulis nama anda sebagai guru dan sekaligus peneliti

2.      Contoh format instrumen observasi mendalam dalam kegiatan pembelajaran berbasis PTK.
Judul Penelitian Tindakan Kelas   : ____________________________
Hari/Tanggal/Tempat Penelitian    : ____________________________
Siklus                                            : ____________________________
Waktu Pengamatan                       : ____________________________
Kompetensi Dasar                         : ____________________________
Indikator                                       : ____________________________

Catatan Pengamatan
Dalam kolom ini narasikan kegiatan yang sebenarnya terjadi pada diri sisw-i di kelas selama pembelajaran berlangsung tanpa memberikan komentar atau interpensi ..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
Refleksi
Dalam kolom ini refleksikan realitas atau kejadian  diatas dengan cara mereduksi data. Setelah itu lakukan analisis domain yang dikaitkan dengan sebuah teori (idealitas). Apakah kegiatan siswa-i sudah mencerminkan pencapaian indikator atau kompetensi dasar atau belum. Dan setelah itu lakukan triangulasi dan akhiri dengan keputusan apakah diperlukan siklus kedua atau tidak.

Ponorogo, _______________
                                                                                    Guru


                                                                                    ________________________


3. Contoh format instrumen wawancara mendalam dalam kegiatan pembelajaran berbasis PTK.
Judul Penelitian Tindakan Kelas   : ____________________________
Hari/Tanggal/Tempat Penelitian    : ____________________________
Siklus                                            : ____________________________
Waktu Wawancara                        : ____________________________
Kompetensi Dasar                         : ____________________________
Indikator                                       : ____________________________
Transkip wawancara
-       Dalam kolom ini tuliskan transkip wawancara dengan siswa-i terkait dengan pencapaian atau penguasaan pelajaran selama dan sesudah kegiatan pembelajaran.
-       Transkip wawancara harus ditulis secara lengkap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan jawaban-jawaban yang disampaikan oleh informan.
-       Agar tidak menggangu anda dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada siswa-i, lebih baik gunakan alat perekan suara (type recorder) selama melakukan wawancara.
Refleksi
Dalam kolom ini refleksikan hasil wawancara diatas dengan cara mereduksi data. Setelah itu lakukan analisis domain yang dikaitkan dengan sebuah teori (idealitas). dan akhiri dengan keputusan, apakah data dari wawancara sudah mencerminkan pencapaian indikator atau kompetensi dasar atau belum. Dan setelah itu lakukan triangulasi dan akhiri dengan keputusan apakah diperlukan siklus kedua atau tidak.

Ponorogo, _______________
                                                                                    Guru

                                                                                    ________________________

4.      Contoh format instrumen dokumentasi dalam kegiatan pembelajaran berbasis PTK.

Judul Penelitian Tindakan Kelas   : ____________________________
Hari/Tanggal/Tempat Penelitian   : ____________________________
Siklus                                             :____________________________
Waktu Wawancara                        : ____________________________
Kompetensi Dasar                         : ____________________________
Indikator                                       : ____________________________

Bukti Dokumentasi

Dalam kolom ini tempelkan bukti dokumentasi yang saudara temukan selama kegiatan pembelajaran di kelas.
Refleksi

Dalam kolom ini refleksikan makna yang tersirat dalam dokumen tersebut, apakah siswa-i sudah mencerminkan pencapaian indikator atau kompetensi dasar atau belum. Dan setelah itu lakukan triangulasi dan akhiri dengan keputusan apakah diperlukan siklus kedua atau tidak.
Ponorogo, _______________
                                                                                    Guru
                                                                                    ________________________


5.    Contoh format instrumen angket dalam kegiatan pembelajaran berbasis PTK.

Judul Penelitian Tindakan Kelas   : ____________________________
Hari/Tanggal/Tempat Penelitian    : ____________________________
Siklus                                            : ____________________________
Waktu Wawancara                        : ____________________________
Kompetensi Dasar                         : ____________________________
Indikator                                       : ____________________________

Panduan angket

Tulis atau tempel angket yang akan saudara jadikan sebagai alat untuk mengukur pencapaian siswa-i dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas
Refleksi
Dalam kolom ini refleksikan hasil perolehan angket. Setelah itu lakukan analisis domain yang dikaitkan dengan sebuah teori (idealitas). dan akhiri dengan keputusan anda, apakah data dari wawancara sudah mencerminkan pencapaian indikator atau kompetensi dasar atau belum. Dan setelah itu lakukan triangulasi dan akhiri dengan keputusan apakah diperlukan siklus kedua atau tidak.

Ponorogo, _______________
                                                                                    Guru


                                                                                    ________________________

SUMBER PUSTAKA:
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D)

http://rishelcha.blogspot.com/2012/10/penyusunan-instrumen-penelitian.html

1 Komentar:

Pada 25 Oktober 2017 pukul 22.11 , Blogger Admin Jasa Skripsi mengatakan...

Terimakasih sudah berbagi.
Download Judul PTK
Contoh Judul PTK

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda