Jumat, 11 April 2014

POPULASI, SAMPLE, SABYEK DAN OBYEK PENELITIAN (PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF DAN PTK)


1.      Populasi dan Sampel pada Penelitian Kuantitatif,

A.    Populasi
            Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek/ subyek yang mempunyai kalitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
            Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda alam lainnya. Populasi juga  bukan sekedar jumlahyang ada pada obyek/subyekyang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
            Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini  merupakan pupolasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/ subyek dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misal motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain; dan juga mempunya karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain.
B.     Sampel
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan penalitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi itu. Apa yang dipelajari dari sample itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sample yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Bila sample tersebut tidak representatif, maka ibarat orang buta yang disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka menyimpulkan bahwasannya gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekor gajah, maka orang itu akan menyimpulkan gajah itu seprti seutas tali. Begitulah kalau sample yang dipilih tidak representatif, maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.


C.    Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik yang digunakan. Pada dasarnya, teknik pengambilan sampel ini dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling  dan Nonprobaliti Sampling.
1.      Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simpel random sampling, proportinate startified random sampling, disproportionate startified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
a.      Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakuakan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
b.      Proportinate Startified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunya pegawai dari latar belakang pendidikanyang berstrata, maka populasi pegawai berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1= 45, S2= 30, STM= 800, ST= 900, SMEA= 400, SD= 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
c.        Disproportionate Startified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila pupolasi berstrata tetapi kurang proposional. Misalnya pegawai dari suatu unut kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 lulusan S1, 800 lulusan SMU dan 700 lulusan SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena kedua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMA dan SMP.
d.      Sampling Area (Cluster) Sampling (Sampling Menurut Daerah)
Teknik sampling ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti terlalu luas, misal penduduk suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 provinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena provinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada juga yang tidak; ada yang memiliki banyak hutan ada yang tidak; ada yang kaya akan bahan tabang ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Pada teknik ini sering dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama melakukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
2.      Nonprobability Sampling
Teknik pengambilan sampel ini tidak memberikan peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.
a.      Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota poplasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota tersebut diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan enam. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 6, 12, 18, 24, dan seterusnya sampai 100
b.      Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri sampai jumlah yang diinginkan. Sebagai contoh, akan meneliti pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
c.       Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik menentukan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penelitidapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang  kebetualn ditemui itu cocok sebagai sumber data.


d.      Sampling Porposive
Sampling porposive adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tenang kualitas makanan, maka sampel sumber datnya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik suatu daerah, maka sampelnya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e.       Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sample jenuh adalah sensus, dimana semua angota populsi dijadikan sampel.
f.       Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang mengelinding lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini merasa belum lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yag lebih tahudan dapat melengkapi data yang diberikan oleh kedua orang sebelumnya. Pada penelitian kualitatif banyak menggunkan sampel purposive dan snowball. Misalnya akan meneliti siapa provokator  kerusuhan, maka akan cocok menggunaan Purposive dan Snowball.
D.    Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penilitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populsi tesebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjahui populasi maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berikut ini tabel penentuan jumlah sampel (lihat lampiran)  dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut
S = λ2. N.P.Q
     d2 (N-1)+ λ2.P.Q
λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5.  d = 0,005. s = jumlah sampel

Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi mulai dari 10 sampai dengan 1.000.000. oleh karena itu dapat dilihat bahwa, makin besar tahap kesalahan, maka kecil ukuran sampel.
Cara menentukan ukuran sampel seperti yang dikemukakan di atas didasarkan atas asumsi bahwa populasi berditribusi normal. Bila sampel tidak berdistribusi normal, misalnya datanya homogen maka cara tersebut tidak perlu dipakai.
Selanjutnya ini diberikan cara menentukan jumlah anggota sampel dengan menggunakan Nomogram Harry King seperti Berikut ini. Dalam Nomongram Harry King tersebut jumlah pupolasi maksimum 2000, dengan taraf kesalahan yang bervariasi, mulai 0,3% samapai dengan15% dan factor pengali yang disesuaikan dengan taraf kesalahan yang ditentukan. Dalam nomogram terlihat untuk confident internal (internal kepercayaan) 80% factor pengalinya= 0,780, untuk 85% factor pengalinya= 0,785; untuk 99% factor pengalinya= 1,195 dan untuk 99% factor pengalinya= 1,573 (table lihat di lampiran)

E.     Contoh Menentukan Ukuran Sampel
Akan melakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu terdiri dari 1000 orang, yang dapat dikelompokan berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1 = 50, Sarjana Muda= 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50.
Dengan menggunakan tabel , bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5%, maka sampelnya = 258. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pe didikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasrkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk kelompok S1 = 14, Sarjan Muda = 83, SMK = 139, SMP = 14 dan SD = 28.
S1        = 50/1000        X         258      =          12.90               =          13
SM      = 300/1000      X         258      =          77,40               =          78
SMK   = 500/1000      X         258      =          129,0               =          129
SMP    = 100/1000      X         258      =          25,8                 =          26
SD       = 50/1000        X         258      =          12,90               =          13
            Jumlah                                                                         =          259
Jadi jumlah sampelnya = 12,9 + 77,4 +129 +25,8 + 12,9  = 258. Jumlah yang pecahan bisa dibulatkan keatas, sehingga jumlah sampel menjadi 13+78+129+26+13=259.
Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982:253) membarikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut.
1.      Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2.      Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3.      Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda) maka jumlah sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitinnya ada 5 (independent+dependent), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.
4.      Untuk penelitian eksperimen yang sederhana yang menggunkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10s/d 20.

F.     Cara Mengambil Anggota Sampel
Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk diplih menjadi anggota sampel. Untuk contoh diatas peluang setiang anggota populasi = 1/1000. Dengan demikian cara pengambilannya bila nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor pertama tidak dikembalikan maka peluang berikutnya menjadi 1 : (1000-1) = 1/999. Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi maka dianggap tidak sah dan di kembalikan lagi.

2.      Populasi dan Sample Pada Penelitian Kualitatif

A.       Pengertian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istialah populasi, tetapi oleh Spradly dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari atas tiga elemen yaitu: tempat ( place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Tetapi sebenarnya obyek penelitian kualitatif, juga bkan semata-mata pada situsi sosial yang terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan deberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ketempat lainpada situsi yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan renponden, tetapi nara sumber, atau pertisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sebagai sampel konstruktuif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstrukskan fenomena yang semula masih belum jelas.
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, yang dapat berupa lembaga pendidik tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertntu. Hasil penelitian tidak akan di generalisasikan ke populasi karena, pengambilan sampel tidak diambil secara random. Hasil penelitian dengan metode kualitatif dapat ditranferkan atau diterapkan ke situasi sosial (tempat lain), apabila situasi sosial lain tersebut memililki kemiripan atau kesamaan dengan situsi sosial yang diteliti.
B.       Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive, dan snowball sampling. Seperti telah dikemukakan bahwa, purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangn tertentu. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.
Lincoln dan Guba (1985) mengemkakan bahwa,” Naturalistic sampling is, then, very different from conventional sampling. It is based on informational, not statistical, considerations. Its purpose is to maximize information, not to facilitate generalization”. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif (naturalistik) sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam penelitian konvensional (kuantitatif). Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, bukan untuk digenaralisasikan.
Oleh karena itu Lincoln dan Guba (1985), dalam penelitian naturalistik, spesifikasinya sampel tidak dapat ditentutan sebelumnya. Ciri-ciri khusus sampel purposive, yaitu 1) Emergensampling design/sementara, 2) serial selection of sample units/mengelinding seperti bola salju (snowball), 3) continous adjustment or ‘focusing’ of the sample/disesuaikan dengan kebutuhan, 4) selection to the point of redundancy/dipilih sampai jenuh (Lincoln dan Guba, 1985).
Dalam proposal penelitian kualitatif, sampel sumber data yang dikemukakan masih bersifat sementara. Namun demikian pembuatan roposal perlu menyebutkan siapa-siapa yang kemungkinan akan digunakan sebagai sumber data. Misalnya akan meneliti gaya belajar anak jenius, maka kemungkinan sampel sumber datanya adalah orang-orang yang dianggap jenius, keluarga, guru yang membimbing, serta kawan-kawan dekatnya. Selanjutnya misalnya meneliti tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka kemungkinan sampel sumber datanya adalah pimpinan yang bersangkutan , bawahan, atasan, dan teman sejawatnya, yang dianggap paling tahu tentang gaya kepemimpinannya.
Sanifah Faisal (1990) dengan mengutip pendapat Spradley mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut.
1.         Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melaui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati.
2.         Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.
3.         Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
4.         Mereka yang tidak cendrung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri
5.         Mereka pada umumnya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Sepereti yang dikemukakan bahwa, penambahan sampel iu dihentikan, manakala datanya sudah jenuh. Dari berbagai informan, baik yang lama maupun yang baru, tidak memberikan data baru lagi. Bila pemilihan sampel atau informan benar-benar jenuh pada subyek yang benar-benar menguasai situasi sosial yang diteliti (obyek), maka merupakan keuntungan bagi peneliti, karena tidak memerlukan banak sampel lagi, sehingga penelitian cepat selesai. Jadi yang menjadi kepedulian bagi peneliti kualitatif adalah “tuntas dan kepastian” perolehan informasi dan keragaman variasi yang ada, bukan banyaknya sampel sumber data.

3.      Populasi dan Sample Pada Penelitian Tindakan Kelas

Subyek penelitian PTK berbeda dengan penelitian formal. Pada ptk tidak dikenal adanya populasi, sampel, dan teknik sampling seperti pada penelitian kuantitatif, tetapi digunakan dengan istilah subyek penelitian. Pada PTK, pupolasi adalah sampel yang juga berarti subyek penelitian. Jika yang melakukan PTK adalah guru, subyeknya adalah siswa. Apabila yang melakukan penelitian adalh kepala sekolah, maka subyeknya adalah guru. Namun karena seorang kepala sekolah merupakan seorang guru, maka subyek penelitian PTK bias juga siswa. Pada penelitian yang dilakukan oleh pengawas sekolah, subyeknya adalah guru atau kepala sekolah. Dalam hal subyeknya bukannya siswa seperti guru dan kepala sekolah, biasanya penelitiannya disebut Penelitian tindakan Sekolah.
Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan yang terdapat pada ketiga penelitian ini (penelitian kuantitatif, kualitatif dan tindakan kelas), adalah sebagi berikut:
Karakter
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
PTK
Pupolasi, Sampel/ Obyek dan Sabyek penelitian
1. Besar
2. Representatif
3. Sedapat Mungkin Random
4. Ditentukan Sejak Awal
1. Kecil
2. Tidak Representatif
3. Purposif, Snowball, Jenuh
4. Berkembang Selama Proses Penelitian
1. Khasus Khusu


 Sumber:
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.


Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung; Alfabeta

3 Komentar:

Pada 11 Desember 2015 pukul 19.25 , Blogger Unknown mengatakan...

thanks bangeeet sangaat membantu...

 
Pada 5 Februari 2017 pukul 17.58 , Blogger Unknown mengatakan...

maaf bisa di jelas gk bagaiman cara menentukan instrumen penelitian

 
Pada 1 Mei 2018 pukul 18.16 , Blogger Unknown mengatakan...

Terimakasih, membantu sekali. Barakalloh

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda